Rabu, 30 Juli 2008

UDIN TUKUL

Udin melamun “lai bisa tamat kuliah awak bisuak yo”
Sejak udin kuliah pasca sarjana cara berpikirnya sudah berubah
Kemana-mana selalu bawa leptop
Sampai-sampai udin dipangil tukul sekarang
Kayak di acara diTV swasta itu tu..
Udin tukul.! Teriak temannya “mau kemana !
Udin menjawab”aku mau kuliah!
Kuliah dimana !
Aku ngambil S2 di UPI!
Hebat kamu sekarang ya!
Iya..!
Sambil berlalu temannya meningalkan udin

Udin mempercepat langkahnya pagi itu
Takut terlambat..
Sambil berjalan udin senyum sendiri
Mm aku besok memakai gelar Mkom dibelakang namaku .....???

Udin ngak tau kalau ada selokan didepanya
Byuuurr….Bumm

Sial!!! …siapa yang menaruh selokan disini..!!!

Orang yang melihat pada ketawa…
Haaa..haaa. dasar udin tukul..

Yandri.Mkom

Senin, 28 Juli 2008

Malaysia Oiiii

Jalan-jalan kemalaysia

Jalan-jalan kemalaysia??
Sambil melamun mulut udin komat kamit
memikirkan kata-kata diatas,teman-temannya mengajak jalan-jalan kemalaysia,dalam lamunan pikirannya melayang mengunjungi tempat2 yang belum pernah dia kunjungi
pasti seru deh !”

Tapi disana ada ngak masakan padangnya ya ,kata udin
bisa kelaparan gue nih” kata udin”
masalahnya kemaren waktu ditempat kuliah,teman udin pernah kemalaysia
berkata “payah dimalaysia itu,makanannya entah apa yang dijualnya
lontong sayur,memang betul sayur isinya
Sampai2 pada mencret semua..

Udin yang biasanya makanan banyak menjadi berpikir panjang,
Wuih bisa2 gue jadi sakit kuning disana….
Lalu udin mengusulkan pada temannya kalau jadi besok kemalaysia
Saya bawa rendang 5 kg, indomie 3 kardus,air mineral 5 kardus,
Katannya air disana susah juga..

Udin melamun lagi “negeri apa kayak malaysia itu ya?
Masa masakan padang yang sudah terkenal ini tidak ada disana.
Udin mengusulkan pada temannya “kita ngak jadi aja kemalaysia?
Saya punya usul bagaimana kalau kita Pergi UMROH aja.

Teman2 udin pada melongo …
Din !! usulmu bagus juga..
Tapi udin melamun lagi”apa disana ada masakan padang ya??
Huh… …!!!

Wassalam

Yandri.Mkom

Kekompakan



HARUS KOMPAK

Islam mengajari pada pemeluknya tentang pentingnya kedisiplinan, kekompakan dan persatuan.
Kompak tidak harus dikeluarga,dikantor,dilapangan dimanapun kita bisa kompak.
Ditempat kuliahpun kita harus kompak.
Kompak merupakan sifat kekeluargaan yang tumbuh pada setiap diri manusia
Kita tidak bisa hidup secara individu, kita membutuhkan teman untuk hidup,bermusyawarah,belajar,bekerja dan beraktivitas lainnya.

Dikeluarga orang tua kita sudah menanamkan sifat kompak itu sedari kita kecil,
“bersaudara harus kompak jangan sampai bermusuhan,jangan sampai berpisah, bercerai berai, kita ibarat tubuh,sakit satu anggota tubuh lainnya ikut merasakan”.

Kekompakan ini harus kita jaga, “sekali kompak tetap kompak
Angkatan XA harus merasakan sifat demikian, janganlah kita menjadi manusia individu
Jadilah kita manusia berwawasan islam
Yaitu “pentingnya kedisiplinan,kekompakan dan persatuan”
Wacana kompak ini harus selalu melekat pada diri kita
Dilokal,dimasyarakat dan dimanapun juga
Tanamkanlah selalu

Jayalah selalu angkatan XA


Wassalam

Yandri.Mkom
Minggu, 27 Juli 2008

JADWAL UJIAN XA

JADWAL UJIAN ANGKATAN X A


HARI SABTU 9 AGUSTUS 2008
JAM 08.00-10.00 ORGANISASI KOMPUTER DR.HARRY BUDIARTO
10.30-12.30 TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI DR.IR.GUNADI W.


HARI MINGGU 10 AGUSTUS 2008
JAM 08.00-10.00 ADVANCED DATABASE DR.SARJON DEFIT
10.30-12.30 TEKNOLOGI SISTEM KOMUNIKASI DR.SUKRISNO

HHUUUU DINGIN




DINGIN BANA LALOK CIEK LU,........
SAHUR TER

MANTAN ANAK BAND



GAYA JUO ABANG DEDI KO...

Pak Son




panek awak ...bagaya ciek lu

Buk Wet & Arden



buk wet dan arden lagi les komputer...pusiang....bana..

DEWI



Senyum dong clik...

Pak Atman & Dini




Bilo awak wisuda yo....hmm

Pak Wali & ranga





Pak Radinas & Ranga yang penting bisa....hahahah...

Pia & ira




Serius amat nih

Hakim & Rifa




Kim jangan macam2, ada yang cemburu nanti ....hahahahahahah...huukkk

Badan Legislatif XA




Kalau macam2 dengan angkatan XA ,anda harus berusan dengan pejabat ini dahulu...ha.ha
awas ...

Dara manis XA




Ice dan buk silvi lagi serius , mikirin orang dirumah

MMMMMMM ada apa ini





Pak jati,buk revi ,pak ad & anip lagi bergaya didepan komputer...

Martin dan Yeka




SSSTTTTTTTTTTTTTTT awas .........!!!!!

Latih bana




Lalok ciek luuuuuuuuuuuuuuuuu...............huahhuah

Sadang bagaya





sadang bagaya habis-habisan

Lagi serius




Lagi sarius memikirkan apo yang ka dibuek
Ha.....ha....awas digangu

Apo tu




Iko sadang baraja atau malihat gambar lain

Bang Dedi dan Pak Syam





Lagi bergaya habis ha....haaaa...

Petinggi Kelas XA

Sabtu, 26 Juli 2008

he.. he... he....he dimana neeee....?


Rabu, 23 Juli 2008

Masa - masa indah (Cingkahak versi 3)

Teman-teman, masa kecil itu indah ya?… lucu, pintar di sekolah.
Mungkin terbayang bagi kita masa-masa yang indah, mandi–mandi disungai,main bola waktu hujan lebat,bercanda dengan teman-teman sampai tertawa terbahak-bahak,pergi ngaji malam harinya,pasti banyak lagi kenangan yang indah-indah yang tak dapat kita ingat..
Waktu disekolah, kita naksir sama teman cewek, ngoda teman cewek,kirim surat cinta walaupun ngak bisa nulis surat cinta,mungkin surat cinta pertama kali.
Masa kecil masa remaja adalah masa yang paling indah .
Ada masa cingkahak….
Cingkahak mungkin arti katanya adalah , gilo, kurang aja,usil dll
Waktu kita kecil mungkin pernah mendengar kata itu
Contohnya,
Waktu itu teman penulis pernah mencuri manga orang, tetapi ketahuan sama yang punya
Pas ketahuan apa kata pemiliknya”
“Oii anak sia ko! yang parangainyo cingkahak bana!!!

Sekarang waktu sudah berubah
Zaman telah berubah masa – masa itu telah berlalu
Apakah kita masih bersifat cingkahak…

Masa boleh berubah yang cingkahak tentu masih ada
Cingkahak tidak saja waktu mencuri mangga tetapi dalam hal apapun masih ada
Tidak hanya dikantor, dilapangan bola, dijalan raya
Dilokal atau dikelaspun cingkahak tetap ada

Apakah kita seperti itu, mungkin??
Masa-masa cingkahak jilid I telah berlalu sekarang periode cingkahak II,III dan seterusnya


Haa..hhaaa

Wasalam
Yandri,Mkom
Selasa, 22 Juli 2008

Hari yang Cerah (Cingkahak 2)

“Hari yang cerah”…Warlex berguman diberanda rumah menghadap kejalan. Semalam hujan turun sangat deras, sampai dapur Warlex kemasukan air hujan yang meluap dari sungai dibelakang rumah. Tadi, pagi-pagi sekali Warlex sibuk membersihkan cirit air yang hinggap dilantai dapur.

Untung badan rumah ini lebih tinggi dari dapur, untung air tidak begitu meluap hingga menjadi besar, untung Warlex semalam berada dirumah, untung dan seterusnya, dan seterusnya…..Warlex tak henti-hentinya mengucap kata untung, sambil tangannya yang pendek dan gempal itu cekatan berkerja memeras kain yang sudah diusapkan kelantai.

Akhirnya kerja Warlex selesai juga, di menuju keberanda rumah. Kepalanya menengadah keatas dan sekail lagi dia berucap “Hari yang cerah”…

Biasanya, Warlex baru pulang kerumah jika hari sudah mendekati Subuh. Jika sudah terdengar oleh Warlex ustad Azwar mengaji di Mushallah kampung sebelah, baru Warlex bergegas pulang. Warlex pulang bukan untuk mengambil udhuk dan sholat Subuh, akan tetapi menarik selimut, lalu meringkuk disudut tempat tidur mirip angka sembilan.

Emak Warlex sering mencerepet melihat tingkah Warlex yang melenceng ini, tapi repet-repet Emak itu dianggapnya sebagai nyanyian pengantar tidur. Dan Warlex akan enak tidur sampai waktu Zhuhur datang. Kemudian dari Ashar sampai Subuh, Warlex akan kembali berkiprah didunianya sebagai tukang kolak.

Suatu waktu Warlex berkunjung ke posko partai politik tertentu di kota Padang, diwaktu lain Warlex sibuk berdebat dengan kaum-kaum intelektual membicarakan isu-isu hangat dibidang politik, ekonomi bahkan pemerintahan sekalipun. Dan kadang itu berlangsung sampai ralut malam. Menurut Warlex orang-orang Intelek mempunyai pola kerja seperti itu.

Kadang Warlex juga sadar dan berpikir sendiri. “Apa benar yang sudah aku omongkan tadi?”, “Apakah yang aku katakan tadi sudah benar-benar itu kondisinya, padahal aku tahu pengetahuanku dibidang ini sangat sedikit”.

Warlex sadar, sering dia mengulas sesuatu dengan pengetahuan yang sedikit, kemudian ia kembangkan dengan logikanya sendiri sekehendak hatinya. Nan ka lamak diperutnya saja. Sehingga kebenaran suatu persoalan seringkali menurut akal dan pikirannnya.

Anehnya, semua orang menerima dan meng”ia”kan setiap perkataan Warlex. Entah mungkin Warlex menyampaikannya dengan sangat sederhana dan mengena atau dengan trik-trik ceramah Warlex yang membius setiap orang yang mendengarkannya, sampai sekarang Warlex belum tahu jawabannya.

Tapi Warlex juga sadar. Mana ada dizaman sekarang orang mempunyai prilaku yang jujur seperti kata hatinya tadi. Zaman sekarang dituntut untuk berprilaku pintar walau bodoh sekalipun. Pura-pura intelektual padahal otaknya cekak. Kenapa begitu?..ya kalau tidak begitu, tidak hidup.

Kita harus munafik, kita harus memakan orang, kalau tidak orang memakan kita duluan. Diluar sana tidak perlu orang pintar, yang perlu adalah orang bodoh tapi berlagak pintar, otaknya seupil tapi gayanya intelek. Itu yang penting. Insya Allah pasti akan maju, terkenal dan populer.

Permadi ketua Paguyuban Paranormal Indonesia (PPI) sering bilang, zaman sekarang adalah zaman edan. Edan kalau diMinangkan sama dengan Gilo, tenggen, boco alui, cingkahak, nan kalamak di inyo se..

Kita harus edan, karena zaman sekarang zaman edan, kalau tidak edan akan dilindas zaman, kata Permadi. Jadi kita harus Gilo, Kita harus tenggen, kita harus boco alui, jadi urang nan paliang Cingkahak. Dan prilaku itu harus dilakukan dimana saja. Di kantor, terminal, dirumah, di alun-alun, dilapangan sepak bola, bahkan DI KELAS sekalipun.

Dikelas harus cingkahak juga?. Warlex tersenyum.

Siapa ya..dikelasku yang menjadi Cingkahak orang.

Warlex tersenyum lagi, Ingatannya melang-lang buana membayangkan wajah kawannya satu persatu.

Spontan Warlex balik kanan dan meneriaki orang yang lewat didepan rumahnya.

“Oi..hari yang cerah oi….”

Orang yang disapa menoleh, dan Warlex sudah hilang.

“Gilo paja tu mah, sakalam ko hari nyo kecek'an cerah”.

Orang yang disapa bicara sendiri seperti orang gila.

Padang Juli 2008
Yusta Noverison

CINGKAHAK

CINGKAHAK

Kata diatas mungkin ada artinya, tapi kalau dilihat dikamus bahasa indonesia,bahasa inggris apalagi kamus bahasa jerman pasti tidak ketemu…..??

Apa artinya??

Kembali keletop!! kata Tukul Arwana

Mungkin Tukul bisa menjawab

Akronim diatas mungkin dikamus bahasa angkatan XA mungkin ketemu …???

Penulis mungkin banyak melihat kata ini everyday,only times

Sudah dulu deh Cingkahak….

Sekian trims

Minggu, 20 Juli 2008

Santai Dulu AAA...HHHHHHHHH


Nampaknya teman kita lagi santai,pak sam,pak ad,hansi dan arden lagi senyum.tampaknya pak atman lagi serius sama buk revi
Rabu, 16 Juli 2008

Manusia Intelektual

Apakah makna diatas bagi kita orang awam ??

Terbayang bagi kita orang hebat begitu lo….

Dari kalimat diatas tentu konteknya kita kepada orang yang punya wawasan luas

Maklum Intelektual konotasinya pintar, hebat, smart (begitulah orang menyebutnya)

Wuih…

Manusia diciptakan oleh Allah pada umumnya sama

Sama telanjang lahirnya, sama - sama mempunyai otak untuk berpikir

Tapi setelah dewasa persamaan diatas mulai tidak menjadi sama

Ada yang menjadi pintar sekaligus intelektual, dan sebaliknya

Dinegara kita apakah banyak manusia intelektualnya

Menurut saya banyak , apa sebab?

Celakalah suatu bangsa yang menghilangkan kaum terpandainya. Dan untuk menyatakan ini, tak perlu kita berprofesi selaku mubalig, karena dalam ajaran agama manapun dinyatakan bahwa kaum inteligensia menyimpan segudang perbendaharaan ilmu pengetahuan, di mana Allah mengamanatkan pesan-pesan kebenaran dalam otak pikiran mereka, agar kita tidak salah arah dalam melangkah, sanggup menentukan mana lawan mana kawan, serta punya dalil ilmiah (alasan yang benar) untuk berani memutuskan siapakah yang layak dikorbankan dalam suatu perjuangan.
Maaf, itu saja rekan-rekanku sekalian
Apakah aku masuk manusia intelektual

Mudah-mudahan termasuk………………

Sekian

Wasalam

Yandri,Mkom

Selasa, 15 Juli 2008

PINTAR TAPI BODOH

Nampaknya tipe manuasia zaman jahiliyah berevolusi lagi kezaman sekarang,kenapa demikian?
Tentu teman-teman atau para pembaca diblog ini sudah tahu apa jawabannya,
ya jawabannya adalah "Pintar Tapi Bodoh"
Apakah jenis manusianya?
Manusia pintar tapi bodoh itu adalah tipe2 manusia yang akal & sifatnya sama dengan
Leluhur orang arab yaitu: sebut saja seperti Abu Jahal,Abu lahab dan abu2 lainnya, maaf kalau ada yang tersingung dengan nama2 yang depannya abu,tolong dimaafkan.

Ini semua kembali kepada kita apakah kita sama dengan manusia diatas??
Tentu tidak semuanya demikian halnya.
Ada orang berilmu, tapi sebenarnya "tidak berilmu". Ini menjadi bukti bahwa tidak selamanya orang pintar itu mampu memanfaatkan kepintarannya di jalan yang benar. Ada saja yang sebaliknya. Pernah saya mendengar seorang anak menasehati bapaknya "Segeralah bertobat pak, sebelum ajal bapak tiba. Lihatlah usia bapak, sudah tua, harusnya tua-tua keladi, semakin tua semakin ingat pada Ilahi.
Apa kata bapaknya, "tahu apa kamu dengan saya!!!

Saya pernah memberi nasehat kepada anak saya yang baru berumur 3 tahunan,
Kalau sudah besar jadi anak yang pintar ya?
Tentu jawabannya Ya Pa?

Apakah kepintaran seseorang akan hilang menjadi bodoh setelah dia bergaul sama orang2 yang tak pintar?
Tentu tidak.

Orang akan menjadi bodoh kalau dia sudah kembali meniru oarang2 zaman jahiliyah diatas.

Ini tulis cuma iseng2 saja,kalau ada bahasa dan kalimatnya yang tidak bagus tolong dimaafkan,maklum saya orang pintar tapi tidak bodoh ha...ha...haaa?


WASALAM

Juli 2008
Yandri,SE.Mkom (Sept 2009)
Jumat, 11 Juli 2008

Jangan Menjadi Bangsa Miskin Akibat Kebodohan

Kita adalah bangsa yang kaya akan segala - galanya
tidak hanya SDA ataupun SDM
lihat saja berapa jumlah penduduk kita sekarang sudah mencapai diatas 200 juta jiwa
belum lagi alam kita yang terbentang dari sabang sampai meraoke

Apakah semuanya itu, kita sudah termasuk bangsa yang kaya
tingal kita menjawabnya sendiri???

Di balik segala yang serba mewah dan modern, sebetulnya
Indonesia adalah bangsa yang miskin sekaligus bodoh.

Lihat gambar PT.FREEPORT INI

Itu semua adalah hasil kebodohan bangsa kita sendiri
yang diperbodoh oleh elit-elit diatas
sumber kekayaan disedot demi segelintir manusia diindonesia
lihatlah anak2 bangsa banyak yang mengalami kelaparan,kemiskinan & kebodohan
Ibarat ayam mati dilumbung padi akibat kelaparan

Apakah kita biarkan ini terjadi
Kembali kepada kita sebagai kaum itelektual ,apakah membiarkan ini terjadi

Wasalam

Yandri,SE.Mkom

Kamis, 10 Juli 2008

Paradoks Hukuman Mati

Setelah beberapa hari yang lalu, regu tembak men-doooor dua terpidana mati pembawa heroin keturunan negro, hari-hari ini kembali publik membicarakan rencana Kejagung untuk mengeksekusi Sumiarsih dan anaknya, Sugeng, dua terpidana mati kasus pembunuhan keluarga Letkol Marinir Purwanto 13 Agustus 1988. Publik juga bertanya kapan terpidana bom Bali Amrozi cs dieksekusi?

Tulisan ini mungkin tidak ada hubungannya dengan komunitas blog ini, akan tetapi menarik juga jika sedikit dibahas tentang paradok-paradok yang berlaku dalam rangka proses pengambil alihan kekuasaan Tuhan (karena menghilangkan nyawa itu hanya hak Allah SWT) oleh manusia.

Banyak yang kontra terhadap hukuman itu, tetapi tidak sedikit pula yang bernafsu mempertahankannya. Sepanjang sejarah umat manusia, memang pro dan kontra itu tidak ada matinya. Pihak yang pro atau kontra punya argumentasi kuat dan rasional.

Selain kondisi seperti itu, sejak dulu hukuman mati mengandung paradoks. Meski membuat banyak orang mati, hukuman tersebut malah terus hidup dalam sejarah. Umur hukuman mati sudah setua peradaban manusia. Bahkan, yang satu itu tidak mengenal kata mati. Codex Hammurabi (2000 tahun SM) mencantumkan hukuman mati, bukan hanya untuk manusia, tapi juga binatang yang membunuh manusia (Dr J.A. Drossaart Bentfort, Tijdschrift voor Strafrecht 1940, Deep I p 308-309).

Paradoks Socrates

Dalam sejarah ada kasus pidana mati terbesar yang juga menyimpan paradoks, yakni menimpa Socrates yang dieksekusi sekitar 399 SM dalam umur 70 tahun. Sokrates dianggap menyesatkan kaum muda agar tidak mempercayai para dewa. Padahal, dia justru mengajari mereka untuk mencapai kebijaksanaan yang sejati dengan berani berfilsafat atau mencintai kebenaran sehingga terhindar dari kedangkalan berpikir.

Meski dibujuk melarikan diri, Socrates tetap menerima vonis matinya. Eksekusi dilangsungkan dengan Sokrates memilih meminum racun. Paradoksnya, tubuh Socrates memang dimatikan oleh racun itu, tapi pemikiran-pemikirannya justru hidup hingga sekarang.

Paradoks tersebut juga bisa dibaca dari hukum positif kita yang masih mencantumkan hukuman mati, yang justru diadopsi dari hukum Belanda yang pernah menjajah kita. Paradoksnya lagi, Belanda sekarang sudah mencabut hukuman mati.

Kalau ditelusuri sejarahnya, Belanda pernah melaksanakan hukuman mati dengan tujuan memberi efek jera bagi yang lain. Eksekusi berlangsung di tempat umum. Yang menarik dalam konteks itu ialah kasus di musim semi 1860 di Leeuwaarden, ketika berlangsung eksekusi mati atas seorang pria yang dituduh membunuh teman wanitanya. Itu terjadi pada Jumat.

Anehnya, Selasa berikutnya, seorang pria yang tinggal di dekat tempat eksekusi dan sempat melihat eksekusi mati pada Jumat tersebut justru tidak jera. Dia malah berani membunuh temannya. Dia mendapat inspirasi dari eksekusi Jumat itu untuk membunuh sang teman (Weekblad van Regt No 2152). Itulah paradoks dari Belanda!

Paradoks Hukum Kita

Konyolnya, pada 2008 Indonesia masih menggunakan pasal-pasal hukum warisan Belanda. Dalam KUHP kita, terdapat dua pasal ancaman hukuman mati, yaitu pasal 104 tentang kejahatan terhadap keamanan negara atau makar dan pasal 340 tentang pembunuhan berencana. Pasal-pasal di KUHP itu merupakan kopi dari Wetboek van Strafrecht (Wv.S) yang disahkan kolonial Belanda pada 1 Januari 1918. Itu jelas paradoks yang menggelikan. Kita hidup di abad ke-21, tapi masih memakai hukum abad ke-20, yang notabene produk dari negeri yang pernah menjajah kita. Padahal, sejak usainya Perang Dunia II, Belanda sudah menghapus hukuman mati.

Anehnya dari perspektif konstitusi, ada pendapat yang mengemuka bahwa hukuman mati seharusnya dilarang (strictly prohibited). Pendapat itu didasarkan pada bunyi pasal 28I ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, ”Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk tidak diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.”

Hak untuk hidup seperti itu paling ditekankan untuk dihormati dan dilindungi semua negara sebagaimana terkandung dalam pasal 6 Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik yang juga sudah diratifikasi pemerintah RI. Hak tersebut juga dilindungi baik dalam pasal 28A UUD 1945 seperti sudah disebutkan di atas maupun pasal 4 UU No 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Jadi, hukum kita terkait hukuman mati tampak ambivalens, di satu sisi dicantumkan dalam hukum positif.

Tapi, dalam hukum positif kita, juga ada pasal yang mengharuskan negara melindungi hak hidup warganya. Tren global belakangan ini menunjukkan hukuman mati kian dijauhi dan diganti dengan hukuman seumur hidup. Hukuman mati dipandang amat melecehkan martabat manusia dan seolah hendak mengambil peran Sang Pencipta untuk mengambil nyawa seseorang. Hingga Juni 2006, hanya 68 negara yang masih menerapkan praktik hukuman mati, termasuk Indonesia.

Sekitar 30 negara melakukan moratorium (de facto tidak menerapkan) hukuman mati dan total 129 negara yang melakukan abolisi (penghapusan) terhadap hukuman mati. Tanpa berpretensi membenarkan tindakan Sumiarsih, Sugeng, maupun Amrozi cs yang menyebabkan banyak korban, perlu dikaji lagi rencana eksekusi terhadap mereka.

Mengeksekusi mati mereka seolah hanya mengulang kebiadaban mereka. Tak ada untungnya mengeksekusi mati mereka. Sebaiknya siapa pun jangan dihukum atau dieksekusi mati. Lebih baik diganti hukuman lain. Toh, suatu hari entah Sumiarsih, Sugeng, Amrozi cs, atau siapa pun akan mati dengan sendirinya.

Padang 11 Juli 2008
yusta noverison (anti hukuman mati)
Selasa, 08 Juli 2008

pak syam dari belakang
















pak syam sadang kuliah apo mancaliek pia

Suasana kuliah Xa


















Photo iko diambil dari belakang secara diam2
supayo Pak dosen ndak tahu hehee...

Pak Wali Sedang Mengahyati kuliah

















Pak Wali sadang mamikirkan lokal XA
Baa supayo lokal XA ko dapat nilai A seluruh mata kuliah
Tanang semua mendukung pak wali
Kamis, 03 Juli 2008

Pembahasan Soal

Minggu yang lalu kami telah membahas soal2 pak sukrisno
copy soal dan jawabannya ada pada pia (bendahara)
silahkan teman2 minta besok

wasalam
Yandri

Sudah Siapkah Teman-Teman Ujian Besok

Mudahan2 kita semua lulus ujian sabtu besok
Semua angkatan X harus kompak
kalau dapat ujian besok saling bantulah

Bagaimana teman2 semua apakah setuju


Wasalam


Yandri
Ketua Angkt X

Sifat Angkuh Dan Sombong

Jauhi Sifat Angkuh dan Sombong
 
Sifat angkuh dan sombong telah banyak mencelakakan
makhluk ciptaan Allah subhanahu wataala, mulai dari
peristiwa terusirnya Iblis dari sorga karena
kesombongannya untuk tidak mau sujud kepada Nabi Adam
alaihis salam tatkala diperintahkan oleh Allah
subhanahu wataala untuk sujud hormat kepadanya.
 
Demikian juga Allah subhanahu wataala telah
menenggelamkan Qorun beserta seluruh hartanya ke dalam
perut bumi karena kesombongan dan keangkuhannya
terhadap Allah subhanahu wataala dan juga kepada
sesama kaumnya.
 
Allah subhanahu wataala juga telah menenggelamkan
Firaun dan bala tentaranya di lautan karena
kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah subhanahu
wataala dan juga kepada sesama kaumnya, dan karena
kesombongannya itulah dia lupa diri sehingga dengan
keangkuhannya dia menyatakan dirinya adalah tuhan yang
harus disembah dan diagungkan.
 
Kehancuran kaum Nabi Luth alaihis salam juga karena
kesombongan mereka dengan menolak kebenaran yang
disampaikan Nabi Luth alaihis salam agar mereka
meninggalkan kebiasaan buruk mereka yaitu melakukan
penyimpangan seksual, yakni lebih memilih pasangan
hidup mereka sesama jenis (homosek), sehingga tanpa
disangka-sangka pada suatu pagi, Allah subhanahu
wataala membalikkan bumi yang mereka tempati dan
tiada satu pun di antara mereka yang bisa
menyelamatkan diri dari adzab Allah yang datangnya
tiba-tiba.
 
Dan masih banyak kisah lain yang bisa menyadarkan
manusia dari kesombongan dan keangkuhan, kalaulah
mereka mau mempergunakan hati nurani dan akalnya
secara sehat.
 
Mengapa manusia tidak boleh sombong? Sebab manusia
adalah makhluk yang lemah, maka pantaskah makhluk yang
lemah itu bermega-megahan dan sombong di hadapan
penguasa langit dan bumi? Namun fenomena dan realita
yang ada masih banyak manusia itu yang lupa hakikat
dan jati dirinya, sehingga membuat dia sombong dan
angkuh untuk menerima kebenaran, merendahkan orang
lain, serta memandang dirinya sempurna segala-galanya.
 
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, telah
menjelaskan tentang bahayanya sifat kesombongan dan
keangkuhan, sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah Bin
Masud radhiyallahu anhu , dari Nabi shallallahu
alaihi wasallam, beliau bersabda,
Tidak masuk surga siapa saja yang di dalam hatinya
ada sedikit kesombongan, kemudian seseorang berkata:
(ya Rasulullah) sesungguhnya seseorang itu senang
pakaiannya bagus dan sandalnya bagus, Beliau
bersabda: Sesunguhnya Allah itu Indah dan Dia
menyenangi keindahan, (dan yang dimaksud dengan)
kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan
melecehkan orang lain (HR. Muslim)
 
Imam An-Nawawi rahimahullah berkomentar tentang hadits
ini, Hadits ini berisi larangan dari sifat sombong
yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan
mereka dan menolak kebenaran. (Syarah Shahih Muslim
2/269).
 
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata,
Orang yang sombong adalah orang yang memandang
dirinya sempurna segala-galanya, dia memandang orang
lain rendah, meremehkannya dan menganggap orang lain
itu tidak pantas mengerjakan suatu urusan, dia juga
sombong menerima kebenaran dari orang lain. (Jamiul
Ulum Wal Hikam 2/275)
 
Raghib Al-Asfahani rahimahullah berkata, Sombong
adalah keadaan/kondisi seseorang yang merasa bangga
dengan dirinya sendiri, memandang dirinya lebih utama
dari orang lain, kesombongan yang paling parah adalah
sombong kepada Rabbnya dengan cara menolak kebenaran
(dari-Nya) dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik
berupa ketaatan maupun dalam mentauhidkan-Nya.
(Umdatul Qari` 22/140).
 
Akankah sifat angkuh dan sombong bisa hilang dari diri
Kita?
Itu semua kembali kepada kita 
 
Wasalam
Yandri





Padang, 4 Juli 2008
Rabu, 02 Juli 2008

Warlex

Namanya Warlex.
Sampai sekarang ia tidak tau persis, kenapa orang-orang memanggilnya Warlex. Padahal di ijazah Sarjananya jelas tertera nama Minesota Kaisepo, nama pemberian kedua orang tuanya. Saat Warlex bertanya kenapa namanya mirip nama Jepang, orang tuanya juga tak bisa memberikan alasan yang kuat. Yang jelas saat Warlex lahir ada peristiwa Gestapu melanda negeri ini. Walaupun tidak begitu mirip antara Kaisepo dengan Gestapu setidaknya bunyinya hampir sama.

Ya…terima ajalah Lex…toh apalah arti sebuah nama. Bunga Mawar kalaupun diganti namanya dengan Bunga Taik Kambing, harumnya juga takkan pernah hilang.

Tapi kelihatannya Warlex lebih suka dengan nama Minesota Kaisepo, karena dalam kartu namanya tertulis nama itu dengan huruf tebal dan jelas. Apalagi dibawahnya sengaja dituliskan sedang menyelesaikan program Pasca Sarjana Teknologi Informasi pada salah Universitas di Kota Padang. Tambah berbanggalah Warlex dengan predikat yang disandangnya saat ini.

Sebagai tanda kebanggaanya, Warlex selalu menyodorkan kartu namanya itu setiap ia melamar pekerjaan. Ah…rupanya Warlex sampai sekarang belum bekerja. Tapi Warlek tidak menyalahkan dirinya sendiri, yang salah adalah pemerintah. Kenapa pemerintah tidak menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang-orang yang potensial seperti Warlex.

Bicara masalah potensial, Warlex sebenarnya tidak begitu potensial. Tapi mungkin Tuhan menganugerahkan pada Warlex kemampuan berbicara dan bergaya dimuka umum melebihi tinggi badannya yang pendek. Kalau Warlex bicara, wuuuihh… seperti nara sumber yang sangat kompeten. Warlex mengetahui semuanya. Dari masalah kebijakan sampai ke teknis operasional, semua dikuasai Warlex.

Suatu saat Warlex mirip politikus ulung, disaat lain ia bisa bicara layaknya pialang saham. Seluruh istilah-istilah pemerintahan, ekonomi, politik, sangat lancar Warlex menyebutnya. Sempurna! hampir tanpa celah. Seluruh perkataan yang meluncur dari mulutnya selalu mengena, berat dan manis. Layaknya kolak, warlex sangat pandai mengolak.

Kadang Warlex berfikir, kenapa aku tidak hidup di Jakarta saja. Kalau aku hidup disana, pasti orang-orang akan suka kepadaku. Pasti aku akan segera punya pekerjaan. Karena menurut Warlex hanya orang sepertinyalah yang bisa hidup di Jakarta yang penuh dengan persaingan dan kelihaian. Tapi Warlex masih ragu, karena disamping dua syarat itu ada syarat lain yang harus dipenuhi yaitu ketabahan, keuletan dan perjuangan. Untuk syarat terakhir ini Warlex mengaku tidak mampu memenuhinya.

Karenanya Warlex punya kesimpulan lebih baik hidup dikampung. Toh…jikapun harus merantau, esokkan akhirnya pulang kekampung jua. Inilah prinsip Warlex. Ini jugalah yang membuat Warlex meneruskan kuliah Pasca Sarjananya di Padang.

Banyak juga kawan yang menawarkan agar Warlex mengadu peruntungannya di Jakarta bahkan Luar Negeri, karena zaman sekarang sudah zaman Globalisasi, bisa kerja dimana-mana. Tapi Warlex menjawab bahwa ia lebih suka di Padang. Ia ingin membangun Ranah Minang yang tercinta ini. Saat teman lain bertanya “Ingin menjadi Walikota Lex..?” Warlex hanya menjawab dengan sipuan senyum yang mengandung seribu makna.

Menurut Warlek, jadi Walikota itu gampang. Tinggal membuat kebijakan, tinggal suruh, semua serba dilayani, serba disediakan. Makanya sekarang hampir seluruh orang pengen jadi Walikota. Warlek melihat banyak artis yang jadi Kepala Daerah. Banyak pengusaha yang jadi Bupati, Pelawak yang jadi Anggota Dewan yang Terhormat, itu karena jadi pemimpin itu gampang. Susahnya adalah proses kesananya. Butuh duit yang banyak, butuh pendekatan ini dan itu, butuh tim sukses, butuh partai. Pokoknya rumit dan ribet.

Tapi kalau ada yang mensponsosri Warlex mau. Warlex juga mau kalau sebelumnya ada negosiasi, jika Warlex menang, mana wilayah buat tim sukses, mana area yang hanya Warlex yang ngurus. Semua serba bisa diatur.

Trus…apakah Warlex tidak memikirkan rakyat…Ah..masalah rakyat biarkan saja mereka memikirkan dirinya sendiri. Toh waktu Warlex jadi rakyat, pemerintah juga tidak pernah memikirkannya. Sekarang zaman serba susah, jangan menggantungkan hidup sama orang lain, pikirkanlah hidup sendiri, berjuanglah sendiri, karena orang-orang disana juga memperjuangkan nasibnya sendiri. Jika kena tangkap, berjuanglah sendiri, habiskanlah pencarian selama ini untuk membela diri, atau untuk menyogok hakim, jaksa dan sipir penjara.

Warlex terkesima mengingat penjara. Iihhhh…bulu kuduk Warlex merinding, seakan merasakan dinginnya penjara…

“Mau nih…jadi Walikota…nanti kami carikan partai dan sponsor..?” Teman Warlex tadi menantang.

“Nggak..lebih baik begini saja”

Warlex berlalu melewati baliho yang ada gambar tiga orang pemimpin negeri ini sedang tersenyum kepadanya.

Entah apa arti senyum itu. Warlex tak pernah memikirkanya.


Padang, 2 Juli 2008
YustaNoverison